akbarweb.my.id – Film “Nocturnal” membawa janji besar dengan formatnya sebagai thriller balas dendam, genre yang telah lama menjadi favorit dalam perfilman Korea Selatan. Ditambah dengan premis unik mengenai sebuah novel yang mampu meramalkan tindak kriminal di dunia nyata, film ini tampak menjanjikan sebagai sebuah karya yang akan menjadi klasik instan.
Tokoh utama, Bae Min-tae (Ha Jung-woo), dulunya adalah seorang gangster yang disegani, tetapi kini hanya seorang buruh di pabrik yang mengalami masalah keuangan. Kehidupannya berubah drastis ketika adiknya, Seok-tae (Park Jong-hwan), ditemukan tewas dan istrinya, Cha Moon-young (Yoo Da-in), menghilang secara misterius. Kejadian tragis ini memaksanya kembali ke dunia kelam yang pernah ia tinggalkan.
Sebagai Min-tae, Ha Jung-woo berhasil menampilkan karakter mantan gangster yang penuh intimidasi, cukup dengan kehadirannya saja sudah mampu menimbulkan ketakutan. Dalam pencariannya atas kebenaran, ia menemui berbagai tokoh kriminal, termasuk mantan bosnya, Seok Chang-mo (Jung Man-sik). Tanpa ragu, Min-tae akan menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya, bahkan polisi tua yang pernah berurusan dengannya.
Di sisi lain, Kang Ho-ryeong (Kim Nam-gil), penulis novel berjudul “Nocturnal,” juga sedang mencari Moon-young. Sementara itu, Detektif Park (Heo Sung-tae) mengungkap fakta mengejutkan bahwa peristiwa terkait kematian Seok-tae tampaknya mengikuti alur dalam novel yang ditulis oleh Ho-ryeong.

Sutradara sekaligus penulis naskah, Kim Jin-hwang, memilih pendekatan yang tidak terlalu eksplisit dalam menyajikan cerita, membiarkan penonton menyusun potongan teka-teki sendiri. Alurnya kompleks tetapi tetap dapat diikuti, dengan misteri yang cukup menarik untuk menjaga rasa penasaran. Beberapa twist di akhir cerita turut memperkuat atmosfer kelam yang menjadi ciri khas film ini, menggambarkan dunia yang penuh pengkhianatan dan kegelapan yang tak terhindarkan. Karakter utama pun jauh dari sosok pahlawan sempurna, justru lebih menyerupai anti-hero yang memiliki sisi gelapnya sendiri.
Namun, permasalahan muncul pada metode investigasi yang digunakan dalam film ini. Min-tae hanya berulang kali mendatangi lokasi, menginterogasi orang-orang di sana, lalu berpindah ke tempat lain dengan pola yang serupa. Pola repetitif ini membuat bagian kedua film terasa monoton dan melelahkan.
Baca Juga: Review Film Captain America: Brave New World – Era Baru, Tantangan Baru di Dunia MCU
Kekecewaan terbesar mungkin terletak pada bagaimana elemen novel yang disebut-sebut dapat memprediksi peristiwa dunia nyata ternyata hanya menjadi latar belakang tanpa eksplorasi mendalam. Banyak aspek yang seharusnya bisa menjadi inti cerita malah sekadar menjadi ornamen belaka, termasuk karakter Detektif Park yang perannya bisa dengan mudah dialihkan kepada Min-tae.
Padahal, novel yang ditulis oleh Kang Ho-ryeong sebenarnya mengandung pesan mendalam tentang kekerasan dalam rumah tangga serta fenomena “life imitates art,” di mana karya seni dapat memengaruhi kehidupan nyata. Sayangnya, aspek ini tidak dikembangkan dengan maksimal sehingga kehilangan potensi untuk menjadi bagian integral dari cerita yang lebih bermakna.
Untuk ulasan film lainnya, kunjungi akbarweb.my.id dan temukan berbagai artikel menarik seputar dunia perfilman dan hiburan!
Pingback: Review Film Captain America: Brave New World – Era Baru, Tantangan Baru Di Dunia MCU - Akbarweb.my.id